Tugas Softskill Pertemuan Satu [bagian dua]
Kelompok :
Kaisar Gusti Rangga [1A113322]
Panggih Kalanika Krisna [1A113224]
Wisnu Anugerah Kusumo [1A113316]
2. Kebudayaan
& Kepribadian
a. Menjelaskan
Pertumbuhan & Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
b.
- Zaman Batu Tua
Alat-alat
batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar,
misalnya kapak genggam. Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah
Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab (India), tapi kapak genggam semacam
ini tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara. Berdasarkan penelitian para
ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum
berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan,
menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung
Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai
ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
Kapak-kapak
tersebut diasah sampai mengkilap dan diikat pada tangkai kayu dengan
menggunakan rotan. Sebagai tambahan seiring persebaran kapak batu tersebut
tersebar pula Bahasa Proto-Austronesia yang merupakan induk dari bahasa dari
bangsa-bangsa di sekitar Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik. Karena
perkembangannya muncul bahasa melayu yang nantinya di negara Indonesia
berkembang menjadi bahasa Indonesia.
- Zaman Batu Muda
Pada
zaman batu muda memiliki ciri-ciri seperti : mulai menetap dan membuat rumah,
membentuk kelompok masyarakat desa, bertani, dan berternak untuk memenuhi
kebutuhan hidup.
Manusia
pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur
logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh
karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk
berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan.
Bangsa-bangsa
Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu
membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan
Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat
dari bahan perunggu.
Hal
yang patut dicatat tentang permulaan zaman logam ini adalah kenyataan yang
jelas bahwa Indonesia sebelum memasuki zaman Hindu telah mengenal kebudayaan
yang tinggi derajatnya dan penting bagi perkembangan kebudayaan Indonesia
selanjutnya
c. Menjelaskan
Kebudayaan Hindu Budha & Islam
d.
- Kebudayaan Hindu & Budha
Pada
abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa.
Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar
abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha
dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme, sebab budhisme
tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masyarakat. Walaupun demikian, kedua
agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara
damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan
karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni
pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief
yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur
diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago,
Singosari, dan lain-lain.
Beberapa
pendapat/hipotesa yaitu antara lain :
Hipotesis
Ksatria, diutarakan oleh Prof. Dr. Ir. J. L. Moens berpendapat bahwa yang
membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit,
karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka prajurit
yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga
mendirikan kerajaan di Indonesia.
Hipotesis
Waisya, diutarakan oleh Dr. N. J. Krom, berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke
Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang ke Indonesia,
bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang Indonesia.
Hipotesis
Brahmana, diutarakan oleh J. C. Vanleur berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke
Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana karena hanyalah kaum Brahmana yang berhak
mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatangan Kaum Brahmana tersebut
diduga karena undangan Penguasa/Kepala Suku di Indonesia atau sengaja datang
untuk menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.
- Kebudayaan Islam
Abad
ke 15 dan 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para
pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada
abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia,
khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang
meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia
berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak
secara paksa. Melainkan dengan cara baik-baik, di samping itu disebabkan sikap
toleransi yang dimiliki bangsa kita.
Abad
ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut, berkembanglah
negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan Majapahit
yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara-negara yang dimaksud adalah
Negara Malaka di Semenanjung Malaka, Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara
Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di
Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang
dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota
pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah
yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh
yang mendalam dalam kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya
Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisir
Kalimantan.
Agama
Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut
sebagian terbesar penduduk Indonesia. Kebudayaan Islam memberi saham yang besar
bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian Bangsa Indonesia.
A.
Individu, Keluarga & Masyarakat
1. Pertumbuhan
Individu
a. Pengertian
Individu
Individu
berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. Individu
menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa
mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan berarti
manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi
kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
Individu
adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam
lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah
laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi
terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan
aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat
pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya
ada 3 kemungkinan : pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya,
kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo,
2004: 64).
Individu
tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yng menjadi latar
belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya
untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang
sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia
sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang
sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan
lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan
menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi
penghambat proses pembentukan pribadi.
b. Pengertian
Pertumbuhan
Pertumbuhan
adalah pertambahan ukuran, baik panjang maupun berat. Pertumbuhan dipengaruhi
faktor genetic, hormon dan lingkungan. Meskipun secara umum, faktor lingkungan
yang memegang peranan sangat penting adalah zat hara dan suhu lingkungan. Akan
tetapi, di daerah tropis zat hara lebih penting dibandingkan lingkungan. Tidak
semua makanan yang dimakan oleh ikan digunakan untuk pertumbuhan. Sebagian
besar energi dari makanan digunakan untuk aktivitas, pertumbuhan dan reproduksi
(Fujaya, 2004).
Menurut
Affandi (2002), pertumbuhan adalah proses perubahan jumlah individu/biomas pada
periode waktu tertentu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor luar dan
faktor dalam. Faktor luar sulit dikontrol yang meliputi keturunan, sex, umur,
parasit, dan penyakit. Faktor luar utama yang mempengaruhi pertumbuhan adalah
makanan dan suhu perairan (Effendi 2002).
Menurut
Kartono pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologi sebagai hasil dari
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada diri anak
yang sehat dalam kurun waktu tertentu yang dipengaruhi oleh lingkungan dan
keturunan secara kontinyu. Sedangkan perkembangan yaitu proses transmisi dari
psikis dan fisis yang hereditas, distimukasikan oleh faktor-faktor lingkungan
yang menguntungkan dalam perwujudan aktif menjadi kontinyu.
Namun
Menurut Moh Kasiram Pertumbuhan adalah adanya perubahan dalam bentuk ukuran dan
fungsi-fungsi mental sedangkan perkembangan mengandung arti adanya pemunculan
sifat yang baru.
c. Factor
yang mempengaruhi Pertumbuhan Individu
- Faktor Biologis
Semua
manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala,
tangan, kaki dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan
dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat
khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik
fisik yang sama.
- Faktor Geografis
Setiap
lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya.
Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan
menimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan
fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain,
maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
- Faktor Kebudayaan Khusus
Perbedaan
kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti
semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama
juga memiliki kepribadian yang sama juga.
Dari
semua faktor-faktor di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti
keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu.
Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat
menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
2. Hubungan
Individu, Keluarga & Masyarakat
a. Makna
Individu
Manusia
adalah makhluk individu, makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat
dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya.
Para
ahli Psikologi modern menegaskan bahwa manusia itu merupakan suatu kesatuan
jiwa raga yang kegiatannya sebagai keseluruhan, sebagai kesatuan. Kegiatan
manusia sehari-hari merupakan kegiatan keseluruhan jiwa raganya. Bukan hanya
kegiatan alat-alat tubuh saja, atau bukan hanya aktivitas dari
kemampuan-kemampuan jiwa satu persatu terlepas daripada yang lain.
Dalam
kamus ilmiah, individu berarti pribadi, perseorangan, person. Jadi, individu
dapat berarti pribadi atau person yang merujuk kepada manusia. Yang perlu kita
garis bawahi adalah kata merujuk kepada manusia karena individu melekat kepada
diri seorang manusia, dan individu tidak dipakai untuk makhluk yang lain,
seperti binatang atau pun tumbuhan.
b. Makna
Keluarga
Keluarga
adalah tempat dimana kita pertama kali belajar tentang dunia, dan memiliki
hubungan darah dengan satu individu dengan individu lainnya.
Keluarga
adalah orang yang teramat dekat, tempat kita saling berbagi, tempat kita saling
memberi, tempat kita berkorban, tempat kita menumpahkan fitrah kita sebagai
manusia.
Keluarga,
tempat kita kembali, memperkuat ruhiyah kita, memperkuat tarbiyah, memperkuat
ukhwah. Dan aku telah memilih. Bagiku keluarga ditautkan bukan hanya oleh
darah, namun lebih dari itu oleh akidah. Pertautan yang sangat kuat.
Bayangkanlah ada seseirang yang rela membagi dua hartanya, bahkan
mempertaruhkan nyawanya demi keluarganya yang lain. Dan itu bukan ditautkan
oleh darah namun akidah.
c. Makna
Masyarakat
Masyarakat
merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan komuniti manusia yang
tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan
perhubungan antara berbagai individu. Dari segi pelaksanaan, ia bermaksud
sesuatu yang dibuat - atau tidak dibuat - oleh kumpulan orang itu. Masyarakat
merupakan subjek utama dalam pengkajian sains sosial.
Oleh
karena sesebuah masyarakat yang inginkan kestabilan memerlukan ahli-ahli yang
sanggup menolong antara satu sama lain, maka ia perlu kepada nilai-nilai murni
seperti kerakyatan, hak dan etika. Ini merupakan perkara asas untuk mencapai
keadilan. Jika nilai-nilai ini gagal dipatuhi, orang akan mengatakan sesebuah
masyarakat tersebut sebagai tidak adil dan musibah akan berlaku.
Prof.
M. M Djojodiguno berpendapat tentang masyarakat adalah suatu kebulatan dari
pada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia.
R.
Linton berpendapat bahwa Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah
cukup lama hidup dan bekerja sama,sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan
dirinya berpikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas
tertentu.
Oleh
M. J Herskovist : Masyarakat adalah kelompok individu yang di organisasikan dan
menguikuti satu cara hidup tertentu.
Oleh
Hasan Shadily : Masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa
manusia dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan mempunyai
pengaruh kebatinan satu sama lain.
d. Menyebutkan
2 golongan Masyarakat
Berdasarkan
pekerjaan (profesi) dan penghasilanya, Bangsa Indonesia dibagi dalam dua (2)
golongan, yaitu :
- Bangsa Indonesia yang “Pekerjaan dan Penghasilannya ditanggung
atau dijamin oleh Pemerintah”, misalnya PNS, TNI, POLRI, Jaksa, Hakim, dan
lain-lain seluruh aparatur tetap pemerintah. Golongan ini dijamin pekerjaan dan
penghasilannya, sebagai bukti jaminan penghasilan pada golongan ini adalah,
mereka memerima gaji pada setiap akhir atau awal bulan. Pada tingkatan
tertentu, dimana seseorang pada golongan ini telah menduduki jabatan, selain
jaminan penghasilan, juga mendapat tambahan fasilitas lainnya, misalnya :
perumahan, kendaraan (mobil), fasilitas kesehatan, biaya perjalanan, dan
lain-lain. Apabila dalam ketentuan batas usia maupun masa kerja telah tercapai
dan sudah tidak lagi dipekerjakan atau diperbantukan, maka akan “Dipensiun”
dengan dijamin hak penghasilan pensiun yang biasanya diterima pada setiap awal
bulan. Dan ini semua sudah dikuatkan, atau diatur dan ditetapkan dalam undang2
ataupun peraturan pemerintah atau peraturan menteri.
- Golongan Bangsa atau Masyarakat yang Pekerjaan dan
Penghasilannya tidak ditanggung atau tidak dijamin
oleh pemerintah. Golongan ini adalah masyarakat swasta, seperti petani,
pedagang, jasa, buruh, dan pengusaha-pengusaha lainnya. Golongan ini mulai dari
mencari pekerjaan, meciptakan pekerjaan, mengerjakan pekerjaan, mengelola pekerjaan,
dan lain-lain dilakukan sendiri secara mandiri, dan penghasilannya tergatung
dari hasil jerih payahnya sendiri, tidak ada campur tangan pemerintah disini.
Kedua
golongan tersebut di atas adalah sama-sama Bangsa Indonesia, sama-sama membayar
pajak, tetapi mendapat perlakuan yang berbeda perihal jaminan kepastian
mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang layak. Golongan yang ke dua (2)
tidak akan menuntut penghasilannya ditanggung dan dijamin pemerintah, akan
tetapi dimohon pemerintah cukup mengerti dan bisa membantu memfasilitasi
terselenggaranya pekerjaan golongan masyarakat swasta. Kalau perlu Pemerintah
harus segera menyusun dan merumuskan visi-misi kedepan, yang menjamin kepastian
mendapatkan pekerjaan (dan penghasilan yang layak) bagi setiap Kepala Keluarga
(KK) Warga Negara Indonesia, dengan membantu memfasilitasi terselenggaranya
lapangan kerja. Misalnya di bidang pertanian dan perikanan, Negara Indonesia
(khususnya pemerintah) sudah mempunyai modal dasar yaitu lahan tanah dan
lautan, pemerintah tinggal membuat rencana skala ekonomi dan memfasilitasi
sarananya (dengan berbagai macam aturan), biarkan masyarakat (tani dan nelayan)
yang bekerja dan mengerjakan dilapangan. Jadi Pemerintah sebagai penyelenggara
Negara harus bisa menjamin rakyatnya untuk medapatkan kepastian mendapatkan
pekerjaan (dan penghasilan yang layak) bagi setiap warganya (paling tidak bagi
setiap kepala keluarga / KK).
e. Macam
– macam fungsi keluarga
Fungsi
keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus
dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga tersebut antara lain :
- Fungsi Pendidikan
Orangtua
sebagai anggota keluarga berfungsi untuk mendidik anak-anak, dengan menyekolahkan
mereka sampai ke jenjang yang tinggi. Selain pendidikan formal, keluarga juga
bisa memberikan didikan informal diluar sekolah. Hal ini dilakukan agar kelak
mereka bisa menjadi anak-anak yang berguna bagi keluarganya sendiri maupun
bangsa dan Negara.
- Fungsi Religius
Keluarga
juga berfungsi memperkenalkan agama atau keyakinan kepada anak-anak sejak
mereka masih kecil. Orangtua wajib menanamkan nilai-nilai agama kepada
anak-anak mereka untuk bekal kehidupan setelah di dunia ini. Karena harus kita
ingat bahwa tidak selamanya manusia hidup di dunia.
- Fungsi Ekonomi
Fungsi
ekonomi ini harus dijalankan oleh kepala keluarga. Ayah sebagai kepala keluarga
wajib untuk bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan rumah
tangga. Namun, di zaman emansipasi wanita sekarang ini tidak jarang kita lihat
ada ibu-ibu yang turut membantu memenuhi kebutuhan keluarga dengan bekerja
sebagai wanita karier.
f. Hubungan
Individu, Keluarga & Masyarakat
Manusia
adalah sebagai makhluk individu dalam arti tidak dapat di pisahkan antara jiwa
dan raganya, oleh karena itu dalam proses perkembangannya perlu keterpaduan
antara perkembangan jasmani maupun rohaninya.
Sebagai
makhluk sosial seorang individu tidak dapat berdiri sendiri, saling membutuhkan
antara yang satu dengan yang lainnya, dan saling mengadakan hubungan sosial di
tengah–tengah masyarakat.
Keluarga
dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang
individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya
dalam mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi.
Sebagai
bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi
fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses
pengembangan individu menjadi seorang yang berpribadi hendaknya diarahkan
sesuai dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga seorang individu menjadi
seorang yang dewasa dalam arti mampu mengendalikan diri dan melakukan
hubungan-hubungan sosial di dalam masyarakat yang cukup majemuk.
Masyarakat
adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk
kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama.
Masyarakat adalah tempat kita bisa melihat dengan jelas proyeksi individu
sebagai bagian keluarga, keluarga sebagai tempat terprosesnya, dan masyarakat
adalah tempat kita melihat hasil dari proyeksi tersebut.
Individu
yang berada dalam masyarakat tertentu berarti ia berada pada suatu konteks
budaya tertentu. Pada tahap inilah arti keunikan individu itu menjadi jelas dan
bermakna, artinya akan dengan mudah dirumuskan gejala-gejalanya. Karena di sini
akan terlibat individu sebagai perwujudan dirinya sendiri dan merupakan makhluk
sosial sebagai perwujudan anggota kelompok atau anggota masyarakat.
3. Urbanisasi
a. Pengertian
Urbanisasi
Urbanisasi adalah
perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi ialah masalah yang cukup
serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa
dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial
kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung
dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak
hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu
masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
b. Proses
terjadinya Urbanisasi
Proses terjadinya urbanisasi di karenakan faktor
urbanisasi, antara lain dibagi menjadi
tiga
faktor-faktor urbanisasi yaitu :
1) Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
- Kehidupan kota yang lebih modern.
- Sarana dan prasarana kota lebih lengkap.
- Banyak lapangan pekerjaan di kota.
- Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi
lebih baik dan berkualitas
2) Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
- Lahan pertanian semakin sempit.
- Merasa tidak cocok dengan budaya tempat
asalnya.
- Menganggur karena tidak banyak lapangan
pekerjaan di desa.
- Terbatasnya sarana dan prasarana di desa.
- Diusir dari desa asal.
- Memiliki impian kuat menjadi orang kaya.
3) Keuntungan Urbanisasi
- Memoderenisasikan warga desa.
- Menambah pengetahuan warga desa.
- Menjalin kerja sama yang baik antar warga
suatu daerah.
- Mengimbangi masyarakat kota dengan
masyarakat desa.